Selasa, 05 Juni 2012

LAPORAN PENDAHULUAN GAGAL JANTUNG Herth Failure


Defisi : Suatu keadaan patofisiologi berupa kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan / kemampuan hanya ada kalai disertai peninggian volume dialtolik secara abnormal.

Faktor Predisposisi :
Ø  Penyakit yang menimbulkan penurunan fungsi ventrikel
Seperti :     -     Penyakit arteri koroner
-          Kardiomiopati
-          Jipertenn
-          Penyakit pembuluh darah
-          Penyakit jantung kongenital
Ø  Keadaan yang membatasi pengisian ventrikel
-  Stenosis mitral – penyakit perikardial
-  kardomiopati

Faktor Pencetus
-  Meningkatnya asupan garam
-  Ketidakpatuhan menjalani pengobatan anti gagal jantung
-  IPTA
-  Serangan hipertensi
-  Aritmia akut
-  Infeksi / demam, anemia, emboli paru
-  Tirotoksikosis, kehamilan dan endokarditis infektif

Faktor Resiko :
1.      Merokok sigaret
-  Niktin ® vasokonstriksi, spasme arteri ® ¯ sirkulasi
-  Karbonmonoxida ® me¯ transpor O2 ke jaringan
2.      Hipertensi
-  Jaringan elastis ® kolasen
-  Arteri < dapat merentang
-  Peningkatan daya tahanan aliran darah
3.      Hiperlipidemia
Lipid ® cholesterol dan trigbilcerida yang membantu pembentukkan aterosle rohc plaque
4.      Obesitas
Kelebihan lemak membahayakan membuluh darah ® kongenti vena ¯ aktifitas fisik, diabetis hiperfena, hiperlipidemia
5.      Kurang aktifitas fisik
-  Mendorong kontraktilitas dan relaksasi otot
-  Memperbaiki aliran darah vena ke jatung oleh daya pompa otot ke vena
6.      Stress emosional
Saraf simpati yang menyebabkan vasokontriksi perifer
7.      DM
-  Perubahan metabolisme glukose dan lemak membantu proses ateroskerotik

MANIFESTASI KLINIK
® Berdasarkan bagian jantung yang mengalami kegagalan
Ø  Gagal jantung kiri
-  Dyspne de afford                      -  Batuk, pembesaran jantung
-  Fatiq                                           -  Bunyi derap, ventricular heaving
-  Orthopnoe                                  -  Nernal cheye stokes, takikardi
-  Dispnew noktural paraksinal    - Nulsus alternons, randhi, kongesti vena pulmonolis
Ø  Gagal jantung kanan
-  Fatiq, adema. Liver engorment
-  Anareksia, kembang
-  Pxx fisik : -  Hipertrofi ventrikel kanan, mur – mur, asites, hidrotharoy
                    -  Irama derap atrium kanan, hepatogah
                    -  Tekanan vena yugalaris meningkat, edema pinting
Ø  Gagal jantung kongestif
®    Terjadi manifestasi gabungan gagal jantung kiri dan kanan

KLASIFIKASI FUNGSIONAL MENURUT NEW YORK HEART ASSOCIATIUM (NYHA)
Dalam 4 kelas :
I.                   Bila pasien dapat melakukan aktivitas berat tanpa latihan
II.                Bila pasien tidak dapat melakukan aktivitas lebih berat dari aktivitas sehari – hari tanpa keluhan 
III.             Bila pasien ditak dapat melakukan aktivitas sehari – hari tanpa keluhan
IV.             Bila pasien sama sekali tidak dapat melakukan aktivitas apapun dan harus tirah baring.

Diagnosis Gagal Jantung Kongestif (Kriteria Framingham)
Ø  Kriteria Mayor
-  Dispnea parosismal nochirat / orthopnoe     - Edema paru akut
-  Peningkatan tekanan vena yugolaris            - Irama derap S3
-  Rhenchi basah tidak nyaring                       - Peningkatan tekanan vena > 16
-  Kardiomegali                                                 cmH2O
-                                                                       - Refluks hepatoyugolar
Ø  Kriteria Minor
-  Edema pergelangan kaki        -  Efusi pleura
-  Batuk malam hari                    -  Kapasitor vital belakang menjadi 1/3 maks
-  Hepatomegali                           - Tachicardia (> 120x/mnt), dyspneu re effon
Ø  Kriteria Mayor atau Minor
-  Penurunan berat badan > 4,5 kg dalam < hari setelah terapi
Diagnosis diletakkan dari  :   
-  2  kriteria mayor
                                                                        saat bersamaan
            -  1 Kriteria mayor dan 2 kriteria minor

PEMERIKSAAN PENUNJANG
-  Foto thorax              : Cardiomegali, corakan vaskuler paru mengambarkan kronia lisasi, galis kiley A/B, infiltrat precardial kedua paru
-  Electrocardiografi   :    adanya penyakit yang mendari seperti infark miocard dan diitmia.
- Hb electroat, echocardiografi, angiografi, fungsi ginjal dan fungsi tiroid dilakukan atas indikasi. 

PENATALAKSANAAN
Ø  Tindakan dan pengobatan pad gagal jantung ditujukan pada 4 aspek :
1.      Mengrangi beban kerja
2.      Memperkuat kontraktilitas miocard
3.      Mengurangi kelebihan kelebihan cairan dan garam
4.      Melakukan tindakan dan pengobatan khusus
Ø  Tindakan umum :
Membatasi aktifitas sesuai dengan bertnya keluhan
Ø  Pengobatan :
-  Beban awal (pre load) dikurangi dengan pembatasan cairan, pemberian diuretika / ¯ asodilator lainnya.
-  Beban akhir (after load) dikurangi dengan vasodilator seperti pemhambatan AC + prozosin, hidralazin.
-  Kontraktilitas ditingkat dengan pengobatan inotrapik seperti digitalis, dopami, dan dobutamin.
1.      Mengurangi beban jantung dan kelebihan cairan :
-  Obat yang digunakan adalah diuretika
-     Dampak diuretika mengurangi beban awal tidak memperbaiki curah jantung atau kelangsungan hidup
-     Namun diuretika tetap dibaikan karena dapat mengurangi simptom dan mencegah perawatan mahal di RS
-     Diuretika yang biasa digunakan adalah golongan tiazid dan loop diuretic
-           Diuretika seperti spironolacton kurang efektif dibandingkan diuretika lain namun bisa memperkuat kerja diuretika lain.
2.      Memperkuat kontraktilitas miocard
-  Obat – obat yang digunakan, preparat digitalis, spt dopamin dan dobutamin dan golongan inotropik lain.
-     Digitalis meningkatkan kontraktilitas dengan membina kurva Frank Sterline yang lebih menguntungkan serta meningkatkan curah jantung
-     Dapamin krutama bermanfaat pada gagal jantung membantu sirkulasi dimana efek kasokonstrikasi perifer akan lebih banyak membantu sirkulasi
-     Dobutamin bisa bermanfaat pada gagal jantung berat dengan tekanan pembuluh bagi paru yang tinggi namun tekanan sistemik dalam batas normal.
Ø  Tindakan khusus
-     Pada 99 mekanis akibat stenone katup, valvuloplasti bahan / membedakan perlu di lakukan bila keadaan memungkinkan
-  Angiografi koroner perlu dilakukan pada pend yang diduga menderita penyakit jantung koroner
-     Pada gagal jantung berat dapat dilakukan dengan pemasangan Kateler Swan Ganz.

DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS

1.         gangguan pemenuhan kebutuhan O2 B/D penurunan curah jantung yang ditandai dengan :
-  Klien mengeluh sesak
-  Klien mengatakan sesak bertambah berat jika batuk, tidur terxcentang dan melakukan aktivitas
-  Terpasang O2 4 liter / mnt
-  Terdapat suara karchi
-  Posisi tidur klien miring kekanan dari kekiri dengan menggunakan 1 bantal.
-  Pemeriksaan analisa gas darah :
     pH       : 7,481             ( 7,35 – 7,45)
     PO2      : 67,1 mmHg   (80 – 104)
     PCO­2   : 25,8 mmHg   ( 35 – 45)
     HCO3 : 18,8 mmol / l ( 21 – 25)
-  EKG  : AF respon cepat
-  RO Thorax
¨      Kardiomegali dan kongestis pulmonal
¨      Pulmonary vascularity tampak
¨      Kedua simus phenica costalis tajam
¨      COR : tampak membesar
-  TTV :    T : 140 / 90 mmHg                  Rr : 36 x/mnt
                 N  : 115 – 135 x/mnt               S  : 365 0C
2.         Intolecansi Aktisitas B/D kelemahan fisik dampak dari penurunan curah jantung yang ditandai dengan :
-  Klien mengatakan sesak bertambah berat jika batuk, tidur terlentang dan melakukan aktivitas.
-  Klien mengeluh cepat lelah bila melakukan aktivitas
-  Posisi tidur miring kekiri dan kekanan dengan menggunakan 1 bantal
-  Klien hanya tidur di tempat tidur, kadang – kadang duduk di tempat tidur
-  Semua kebutuhan klien dipenuhi oleh keluarga dan petugas kesehatan

3.         Gangguan pemenuhan istirahat tidur B/D sesak dan bantuk
-  Klien mengatakan tidak bisa tidur semalam
-  Tidur malam jam 03.00 – 05.000 wib, siang tidak bisa  tidur
-  Mata cowong
-  Posisi klien miring kekiri dan kekanan dengan menggunakan 1 bantal
-  Klien tampak menguap


DX
Tujuan
Intervensi
Rasional
Implementasi
Evaluasi
1




























Tujuan jangka panjang
setelah dilakukan asuhan keparawatan kebutuhan O2 terpenuhi dengan kriteria :
- Klien  tidak sesak
-  Tidak ada tarikan intercosralis
-  Rr : 16 – 20 x/mnt
-  Lab. Dalam batas normal
-  Ronchi ada tidak

Tujuan jangka pendek
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 15 – 30 menit kebutuhan O2 dapat terpenuhi dengan kriteria
-  Sesak berkurang
-  Tarikan intercostalis berkurang
-  Rr < 36 x/mnt
-  Ronchi +/-























Jangka Panjang
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam jangka waktu 3 x 24 jam, klien dapat berpartisipasi pada aktivitas dengan kriteria hasil :
-  Tanda – tanda vital dalam batas normal
-  Dapat memnuhi kebutuhan perawatan sendiri
-  Ridak mengalami kelelahan dan kelemahan dalam  melakukan aktivitas

Jangka Pendek
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 1 x 24 jam, klien dapat mencapai peningkatan toleransi aktivitas yang dilandasi
-  Menurunya kelemahan dan kelelahan dalam melakukan aktivitas
- Repairasi < 36 x/mnt
-  Nadi < 115 – 135 x/mnt
-  Tensi masih dalam batas normal
1.  Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga
2.  Jelaskan pada klien dan keluarga tentang keadaan klien
3.  Beri O2 sesuai kebutuhan 


4.         Pertahankan posisi semifower


5.     Longgarkan pakaian yang menekan atau ketat
6.     Batasi pemasukan cairan sesuai denan kondisi klien
7.     Batasi pengunjung


8.     Observasi tanda – tanda vital
9.     Kolaborasi dengan tim medis
-  O2 4 l / mnt
-  Infus RL
-  Furosemid 2 x lamp
-  ASA 1 x 10 mg
-  Warfarin 1 x 2 mg
-  Digoxin 1 x 1 tablet
-  Lanoxin 1 x 2 mg







1.      Lakukan pendekatan dengan pasien dan keluarga
2.      Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas khususnya bila pasien menggunakan diuretik
3.      Catat respon kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat takikardi, diskitmia, dispnea, berkeringat pucat


4.      Kaji penyebab kelemahan


5.      Evaluasi peningkatan intoleravisi aktivitas
6.      Berikan bantuan dalam aktivitas perawatan diri sesuai indikasi selingi periode aktivitas dengan periode istirahat

1.      Dapat membina hubungan sal;ing percaya sebagai dasar asuhan keperawatan

2.      dapat menambah pengetahuan sehingga dapat kooperatif dalam perawatan
3.      memberikan aksigen untuk ambilan miokard dalam upaya untuk mengkompensasikan peningkatan kebutuhan oksigen
4.      Menurunkan volume darah yang kembali ke jantung yang menurunkan dispneu dan regangan jantung.
5.      Pakian yang longgar dapat memperluas kerja otot – otot dalam pengerakan
6.      Cairan yang lebih dapat meningkatkan kerja jantung  dan sesak
7.      Pembatasan pengunjung dapat meningkatkan sirkulasi udara dan mencegah infeksi keadaan
8.      Deteksi dini terhadap kalainan yang timbul
9.      Melaksanakan fungsi inter dependent perawatan














1.      Dapat membina hubungan saling percaya sebagai dasar asuhan keperawatan
2.      Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan aktivitas karena perpindahan cairan (diuretik) atau pengaruh fungsi jantung



3.      Penurun / ketidak mampuan jantung untuk meningkatan volume sekucup selama aktivitas, dapat menyebabkan peningkatan segera pada frekuensi jantung dan kebutuhan oksigen, juga peningkatan kelemahan dan kelemahan
4.      Kelemahan adalah ejek samping beberapa obat memerlukan energi dan menyebabkan energi dan menyebabkan kelemahan
5.      Dapat menunjukan peningkatan dekompensasi jantung dari pada kelebihan aktivitas
6.      Pemenuhan kebutuhan perawatan diri







03 – 02 – ’03 jam 8.00 wib
1.     Melakukan pendekatan dengan ,klien dan keluarga dalam membina hubungan yang baik
-  memperkenalkan diri dan bersikap ramah serta sopan
-  menyakinkan pada klien dan keluarga bahwa perawat akan membantu memecahkan masalah kalien
2.      Menjelaskan pada klein dan keluarga tentang keadaan klien, sesak karena kenurunan curah jantung
3.     Memberikan O2 sesuai dengan kebutuhan yaitu : 4 l / mnt
4.     Mempertahankan posisi semifower
5.     Melonggarkan pakainan yang yang menekan
6.     Membatasi pemasukan cairan dengan minum + 150 cc/hari
7.     Membatasi jumlah pengunjung
8.     Melakukan, observasi tanda – tandan
-  T  : 130 / 60 mmHg
-  N : 100 – 120 x / mnt
-  S : 362C
-  Rr : 32 x/mnt
9.     Melaksanakan hasil kolaborasi
 -  Infus RL 500 cc/ 24 jam
-  Injeksi Furosemed
-  ASA 10 mg
-  Warfarin 2 mg
-  Digoxin 2 mg
-  Lanoxin ½ amp

03 – 02 – ’03 jam 9.00 wib
1.  Melakukan pendekatan dengan cara memperkenalkan diri dengan sopan  dan ramah tamah pada pasien dan keluarga
2.  Memeriksa tanda – tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas
- T: 130/60mmHg:140/100 mmHg
- N:100–120 x/mnt:115–135x/mnt
-  S : 362C : 36 0C
-  Rr : 32 x/mnt : 36 0C
3. Mencatat respon kardio pulmonal terhadap aktivitas, klien sesak Rr : 36 x/mnt dan takikordi N : 120 x / mnt
4.  Mengkaji penyebab kelemahan yaitu bila klien melakukan aktivitas
5.      Mengevaluasi peningkatan intoleransi aktivitas, klien mengalami peningkatan intoleransi aktivitas bila klien melakukan aktivitas yang berlebihan seperti jalan – jalan, jadi untuk mengatasinya klien bedtrest atau istirahat di TT, semua kebutuhan dipenuhi di TT
6.      Memberikan bantuan dalam aktivitas perawatan diri, yaitu menyediakan pispot, urinal, pada waktu makan pengajurkan klien untuk pelan – pelan serta bila capek dapat istirahat kemudian dilanjutkan kembali
03 – 02 – ’03
Jam 08.20
S: Klien mengeluh masoh terasa sesak
O: - K/U cukup
- Terpasang  O2
- Terdapat retraksi inter costalis
- Ronchi +/+
- TTV :
  T : 130 / 90
  N : 100 – 120 x 
        /mnt
   S : 360C
   Rr : 32 x/mnt
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilakukan 3,4,5,6,7,8,9


















04 – 02 – 03 jam 9.00 wib
S : Klien mengata kan masih sedikit capek bila mela kukan aktivitas
O : - TTV : K/U cukup
     T : 130/90 mmHg
     N : 120 x/mnt
     S : 360C
     Rr : 24 x/mnt
     - Klien dapat melakukan aktivi tas yang ringan tanpa bantuan keluarga maupun petugas kesehatan
    -  Cairan infus dilepas, terpasang venfcon
    -  Klien duduk – duduk di tempat tidur
A : Tujuan jangka pendek trcapai masalah teratasi sebagian
P : Rencana keperawatan dilanjutkan 2,3,4,5,6


TGL
DX
CATATAN PERKEMBANGAN
3/02-03
Jam 12.00



















12.00









5/2-03
6.00
I











I










II









II
S : Klien mengatakan sesak berkurang
O : -     K/U cukup, TTV : T : 140/100   N : 120 – 130 x/mnt  Rr : 28 x/mnt  S : 36 0C
-           Terpasang O2 4 l / mnt
-           Akral hangat
-           Posisi semifowler
-           Retraksi intercostal berkurang
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi diteruskan, 3,4,5,6,7,8,9

S : Klien mangatakan tidak sesak lagi
O : -     K/U cukup, TTV : T : 130/90   N : 120 x/mnt,  S : 360C  Rr : 24 x/mnt
-           O2 tidak terpasang
-           Cairan infus dilepas, terpasang venflon
-           Retraksi intercostal tidak ada
-           Ronchi tidak ada
-           Klien duduk – duduk di tempat tidur
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dipertahankan 6,8,9

S : Klien mengeluh capek bila melakukan aktivitas
O : - K/U cukup
- TTV : T : 140 / 100  N : 120 x/mnt,  S : 370C, Rr : 24 x/mnt
-  Klien dapat melakukan aktivitas ringan di tempat tidur tanpa bantuan keluarga dan petugas kesehatan
- Klien duduk – duduk di tempat tidur
-  Tidak berkeringat setelah aktivitas ringan
A : Masalah teratasi sebagian
P : Rencana dilanjutkan 2,3,4,5

S : klien mengatakan capeknya berkurang ketika melakukan aktivitas
O : - K/U cukup
- TTV : T : 140 / 100  N : 100 x/mnt,  S : 360C, Rr : 28 x/mnt
-  ekspresi wajah tenang ketika melakukan aktivitas
- Klien duduk – duduk di tempat tidur
A : Masalah teratasi sebagian
P : Rencana dilanjutkan 2,3,4,5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar