- PENGERTIAN
Sinisitus
adalah peradangan pada sinus. Sinusitis mencakup proporsi yang tinggi dalam
infeksi saluran pernapasan atas. Jika ostium ke dalam saluran nasal bersih,
infeksi bisa hilang dengan cepat. Namun bila drainase tersumbat oleh spuntum
yang mengalami penyimpangan atau oleh turbinasi yang mengalami hipertrofi, taji
atau polip, maka sinusitis akan menetap sebagai pencetus infeksi sekunder atau
berkembang menjadi suatu proses supurativa aktif.
Klasifikasi sinusitis :
1.
sinusitis akut
2.
sinusitis kronis
- ETIOLOGI
Penyebab timbulnya sinusitis
berbeda-beda tergantung dari klasifikasi sinusitis itu sendiri. Penyebab dari
sinusitis akut adalah akibat infeksi traktus respiratorius atas, terutama
infeksi virus atau eksaserabasi rhinitis alergika. Sedangkan penyebab dari
sinusitis kronis adalah adanya obstruksi hidung kronik akibat rabas dan edema
membrane mukosa hidung.
- MANIFESTASI KLINIK
1. Sinusitis Akut
Kongesti nasal yang
disebabkan oleh inflamasi, edema dan transudasi cairan, menyebabkan obstruksi
rongga sinus. Kondisi ini memberikan media yang sangan baik untuk pertumbuhan
bakteri. Organisme bakteri bertanggung jawab terhadap lebih besar dari 60%
kasus sinusitis akut, misalnya streptococcus pneumonia, Haemophilus influenza
dan Staphylococus aureus. Infeksi gigi juga sering berkaitan dengan sinusitis
akut. Gejala sinusitis akut mencakup tekanan, nyeri diatas area sinus, dan
sekresi nasal yang purulen.
2. Sinisitis Kronis
saat
pasien mengalami batuk, karena tetesan konstan rabas kental ke arah nasofaring,
dan sakit kepala kronis pada daerah orbital dan nyeri wajah, yang paling sering
menonjol saat bangun tidur pada pagi hari. Keletihan juga umum, sebagaimana
hidung tersumbat.
- PENATALAKSANAAN
- Sinusitis Akut
Tujuan pengobatan sinusitis adalah untuk mengontrol
infeksi, memulihkan kondisi mukosa nasal, dan menghilangkan nyeri. Antibiotika
pilihan untuk kondisi ini adalah amoksilin dan ampisilin. Alternative bagi
pasien yang aleri terhadap penisilin adalah trimetropim/sulfametoksazol
(kekuatan ganda)bactrim DS, Spetra DS ). Dekongestan oral atau topical dapat
diberikan. Irigasi sangan efektif untuk membuka sumbatan saluran, sehingga
memungkinkan drainase rabas purulen. Dekongestan oral yang umum adalah Drixoral
dan Dimetapp. Dekongestan topical yang umum diberikan adalah Afrin dan Otrivin.
Dekongestan topical harus diberikan dengan posisi kepala pasien ke belakang
untuk meningkat drainase maksimal. Jika pasien terus menunjukkan gejala setelah 7-10 hari, maka sinus perlu
diirigasi.
- Sinusitis Kronis
Penatalaksanaan medis
sinusitis kronis sama dengan penatalaksanaan sinusitis akut. Pembedahan
diindikasikan pada sinusitis kronis untuk memperbaiki deformitas struktual yang
menyumbat ostia (ostium) sinus. Pembedahan dapat mencakup eksisi atau
kauterisasi polip, perbaikan penyimpangan septum, dan menginsisi serta
mendrainase sinus. Sebagian pasien dengan sinusitis kronis parah mendapat
kesembuhan dengan cara pindah ke daerah yang mempunyai iklim kering.
- PENGKAJIAN
Riwayat kesehatan pasien yang lengkap yang menunjukkan
kemungkinan tanda dan gejala sakit kepala, sakit tenggorok, dan nyeri sekitar
mata dan kedua sisi hidung, kesulitan menelan, batuk, suara serak, demam,
hidung tersumbat, dan rasa tidak nyaman umum dan keletihan. Menetapkan kapan
gejala timbul, apa yang menjadi pencetusnya, apa jika ada yang dapat
menghilangkan dan meringankan gejala tersebut, dan apa yang memperburuk gejala
tersebut adalah bagian terpenting dari pengkajian. Juga mengidentifikasi setiap
riwayat alergi atau adanya penyakit yang tembul bersamaan.
- DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Inefektif jalan napas berhubungan dengan sekresi berlebih sekunder akibat proses inflamasi
Intervensi :
- Encerkan sekresi yang kental dan jaga sekresi agar tetap basah
R. secret dapat mudah dikeluarkan
- Tingkatkan input cairan
R. membantu mengencerkan lendir
- Berikan posisi yang nyaman saat irigasi sinus
R. memudahkan cairan yang dikeluarkan
- Gangguan rasa nyaman; nyeri berhubungan dengan iritasi jalan nafas atas sekunder akibat infeksi
Intervensi :
- Kaji skala nyeri
R. mengetahui tingkat nyeri
- Kaji koping terhadap nyeri
R. mengetahui tindakan
yangdilakukan saat nyeri datang
- Berikan posisi yang nyaman
R. menurunkan tingkat nyeri
- Kolaborasi pemberian obat analgetik
R. menurunkan tingkat nyeri
- Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit.
Intervensi :
- Kaji tingkat cemas
R. mengetahui tingkat kecemasan
- Beri pengetahuan dan penjelasan pasien tentang penyakitnya
R. pasien dapat mengetahui penyakitnya
- Berikan motivasi pasien untuk cepat sembuh.
R. membantu pasien memberikan semangat untuk
kesenbuhannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar